Phytoremediation is an action to improve habitat using plantations. Phytoremediation utilizes local plantations that are available in nature so that they can function as natural absorbers of harmful toxic materials found in rivers, estuaries, and land. It is simply a low-cost technology that the community can imitate to reduce the damage contaminated or broken environment.
The phytoremediation technic is facilitated to provide knowledge to the community and stakeholders in areas affected by hazardous toxic materials so that there is an understanding, also the independent initiatives to carry out the technic.
Phytoremediation is the last attempt for environmental improvement technic (proper technology) using local materials (wisdom) that are available. The synergy of environmental improvement activities is integrated with the tourism village development scheme and other creative economic development in the village to benefit all.
Fitoremediasi ialah tindakan perbaikan habitat dengan menggunakan tanaman. Fitoremediasi memanfaatkan tanaman lokal yang tersedia di alam supaya dapat berfungsi sebagai penyerap alami materi beracun berbahaya yang terdapat di habitat sungai, muara dan daratan.
Teknik fitoremdiasi difasilitasi Kedai Masyarakat untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan di wilayah terdampak paparan materi beracun berbahaya supaya ada pemahaman dan inisiasi mandiri untuk melakukan proses yang sama, mengingat tingginya kandungan materi beracun berbahaya di wilayah terdampak.
Fitoremediasi menjadi pintu terakhir teknik perbaikan lingkungan (teknologi tepat guna) dengan menggunakan material lokal (kearifan) yang tersedia di lingkungan dengan sangat murah. Sinergitas kegiatan perbaikan lingkungan ini menyatu dengan skema pengembangan desa wisata dan pengembangan ekonomi kreatif lain di desa.