The tourism village is a qualified stimulant to support alternative businesses to build a pro-environmental village because by managing the village into a tourist village, the environment will automatically be maintained.
Managing a tourist village requires good cooperation between the village government, district and the parties who have access for development. In addition to it, the community must be involved in the management, namely the formation of a tourism awareness group (pokdarwis). Pokdarwis manages the potency in the community as development center to be creative to manage tourist villages with the support of the village government in a transparent cooperation.
In the Regency of Buru, Kemas facilitated the formation of a tourist village (dewita) of sanleko, Kaki Air and Maserete in the concept dewita Sankairete. These 3 villages have unique and character advantages. This uniqueness is the competitive factor to be developed so that it will benefit community. The tourism village development scheme is the establishment of a mutually beneficial relationship (symbiotic mutualism) between the community and the surrounding (environment) where the impact will support alternative economic.
Desa wisata merupakan stimulan yang mumpuni untuk mendukung alternatif usaha membangun desa yang pro lingkungan sebab dengan mengelola desa menjadi desa wisata maka secara otomatis lingkungan akan terpelihara.
Mengelola desa wisata membutuhkan kerjasama yang baik antara pemerintah desa, kabupaten dan juga para pihak yang memiliki akses untuk pengembangan. Selain itu, masyarakat juga terlibat di dalam pengelolaan yakni dengan dibentuknya kelompok sadar wisata (pokdarwis). Pokdarwis menjadikan masyarakat sentra pengembangan sehingga dapat berkreasi untuk mengelola desa wisata dengan dukungan dari pemerintah desa dalam sinergi yang transparansi.
Di Kabupaten Buru, Kemas memfasilitasi terbentuknya desa wisata (dewita) sanleko, kaki air dan maserete dalam paket dewita Sankairete. 3 desa ini memiliki keunggulan yang sangat unik dan berkarakter. Keunikan inilah yang menjadi daya saing untuk dikembangkan supaya berdaya. Skema pengembangan desa wisata ialah terjalinnya hubungan saling menguntungkan (simbiosis mutualisme) antara masyarakat dengan tempat tinggal (lingkungan) serta dampaknya akan dukungan ekonomi kreatif yang berkelanjutan.